Sistem pembelajaran Outcome Based Learning (OBE) merupakan sistem pembelajaran yang berfokus pada capaian pembelajaran dengan mengacu kepada kriteria dan kompetensi lulusan yang diinginkan oleh suatu program studi. Untuk dapat memenuhi capaian lulusan yang dirumuskan, sistem OBE banyak menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, bukan lagi berpusat pada pendidik sebagaimana yang telah diterapkan pada metode pembelajaran konvensional. Salah satu metode pembelajaran yang diterapkan di perguruan tinggi yang menerapkan sistem OBE antara lain adalah metode Problem Based Learning (PBL).
PBL adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk berpikir kritis dalam mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya berdasarkan disiplin ilmu yang dipelajari. Tujuan PBL pada umumnya adalah untuk melatih berpikir kritis dalam menemukan suatu masalah dengan sistematis. Peran pendidik dalam model pembelajaran ini adalah menyediakan suatu kasus, bisa berasal dari kejadian atau kasus di kehidupan nyata atau dari karangan semata, dan memberikan sistematika serta alur tata cara untuk mahasiswa dapat menemukan akar masalah dari kasus tersebut. Biasanya setelah masalah berhasil diidentifikasi, pendidik akan mengarahkan mahasiswa untuk merumuskan pemecahan masalahnya.
Dalam bidang ilmu sains dasar geologi seperti pada mata kuliah Petrologi, Sedimentologi, Geologi Struktur, dan Geomorfologi, penerapan PBL sudah mulai diterapkan di Departemen Teknik Geologi Universitas Diponegoro. Sejauh ini, dengan metode PBL ini, nilai akhir mahasiswa secara umum mengalami peningkatan dibanding sebelum penerapan PBL. Namun, tentu saja nilai akhir bukanlah parameter utama kesuksesan suatu metode pembelajaran. Dari sudut pandang pendidik, penerapan PBL pada mata kuliah tersebut cukup efektif untuk memancing mahasiswa mendalami suatu kasus dan mencari sumber masalah kemudian mengaitkannya dengan materi kuliah yang sedang dipelajari. Sebagai contoh pada mata kuliah Sedimentologi, pendidik memberikan suatu kasus tentang banjir yang selalu terjadi di Kota Semarang setiap musim hujan datang. Mahasiswa harus mencari penyebab banjir yang dimaksud. Dalam proses pencariannya, secara tidak langsung mahasiswa harus mempelajari materi seperti proses sedimentasi sungai, pola aliran sungai, dan morfologi sungai. Tentu saja materi tersebut tidak hanya dipelajari sambil lalu, namun harus didalami secara mandiri oleh mahasiswa karena mereka punya kewajiban mencari akar masalah dalam kasus ini yakni penyebab terjadinya banjir. Dengan demikian, mahasiswa telah mempelajari materi sesuai dengan silabus mata kuliah sekaligus melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis.

Diskusi mahasiswa dalam pembelajaran matakuliah Sedimentologi dengan metode problem based learning
Kemampuan berpikir kritis dan analitis pada peserta didik terutama di level mahasiswa sangat dibutuhkan untuk mencetak lulusan yang siap bekerja di berbagai bidang industry termasuk geologi. Model pembelajaran PBL diharapkan mampu menjadi fasilitator dalam melatih kemampuan mahasiswa supaya lebih terbiasa melihat suatu kejadian sebagai masalah yang harus dicari akar masalahnya terlebih dahulu baru mencari solusi, bukannya langsung mencari solusi praktis tanpa mendalami masalah. Oleh sebab itu, penerapan model pembelajaran ini sebaiknya diterapkan di seluruh mata kuliah secara terencana dan terstruktur, termasuk mata kuliah konsentrasi bidang, sehingga capaian lulusan dapat terpenuhi sesuai target.
Artikel oleh: Anis Kurniasih, S.T., M.Eng.