Gempa bumi yang bersumber dari pertemuan dua kerak antara kerak samudera dan kerak benua terjadi di zona subduksi (contohnya di selatan pulau Jawa (Gambar 1)). Pada tanggal 28 Agustus 2024, Pemerintah Propinsi Jateng mengeluarkan surat edaran waspada ancaman gempa megathrust. Ancaman gempa ini bersumber dari laut selatan Pulau Jawa. Surat edaran ini berawal dari peringatan dari BMKG (Badan Metorologi, Klimatologi, dan Geofisika), dimana peringatan berawal dari peristiwa gempa megathrust 7 Magnitude yang berlokasi di Kyushu, Jepang yang terjadi di awal agustus 2024. Meskipun gempa Kyushu secara tatanan tektonik tidak ada hubungannya dengan gempa megathrust Jawa, kejadian gempa megathrust di Jawa dan di Jepang mempunyai kemiripan secara geologi yaitu sama-sama gempa megathrust yang terjadi di zona subduksi. Masyarakat bertanya-tanya apa itu megathrust?. Isu gempa megathrust membuat kepanikan masyarakat baik di media sosial, televisi, dan lain-lain.

Gambar 1. Zona subduksi pulau Jawa dan penampang A sebagai ilustrasi pertemuan kerak benua dan kerak samudera.

Gempa megathrust adalah gempa yang terjadi akibat pelepasan energi oleh sesar megathrust yang terjadi pada kedalaman dangkal (< 15 km) di zona prima akresi dari zona subduksi. Gempa megathrust terjadi di plate interface (Gambar 1) (batas antara kerak samudera dan kerak benua yang disebut sebagai shear zone). Dalam catatan secara kegempaan di selatan Jawa, pernah terjadi gempa megathrust dengan magnitude < 8 M yaitu gempa 2 Juni 1994 (7.8 M) dan 17 Juli 2006 (7.7 M). Gempa tersebut memicu terjadi kematian korban lebih dari  250 – 800 orang akibat tsunami setinggi 8 – 15 m di selatan Jawa. Dengan koran jiwa tersebut, wajar saja masyarakat kita perlu waspada akan kejadian gempa megathrust. Meskipun gempa bumi tidak dapat diprediksi kapan kejadiannya, teknologi gempa berkembang pesat terutama di Jepang.

Gambar 2. Zona subduksi di Palung Nankai, Jepang dan penampang B sebagai ilustrasi zona shear zone sebagai sumber kejadian tremor.

Salah satu area yang menjadi kajian gempa megathrust di Jepang berlokasi di Palung Nankai. Mereka meneliti shear zone (Gambar 2) pada penampang B. Getaran gempa skala kecil (tremor) dengan magnitude < 4 terjadi di shear zone. Jumlah tremor diukur setiap hari dengan memasang DONET di laut sekitar Palung Nankai. DONET adalah alat geofiska untuk merekam tremor yang dikembangkan di Jepang. Apakah masih ingat dengan dua gempa besar?. Yaitu gempa Aceh Indonesia tahun 2004 yang menelan korban 200ribuan jiwa dan gempa Tohoku Jepang menelan korban 10ribuan jiwa. Gempa megathrust yang memicu tsunami saat gempa Tohoku 9.0 tahun 2011. Ketinggian tsunami terjadi sampai 35 m di bibir pantai Tohoku. Sebelum gempa tersebut terjadi, diawal dengan peningkatan kejadian tremor di shear zone. Sehingga tremor bisa  digunakan alat prediksi untuk gempa megathrust. Maka dari itu, Gempa di selatan Jawa bisa terjadi di masa yang akan datang, sehingga perlu kewaspadaan dalam rangka mitigasi gempa megathrust.

Artikel ini ditulis oleh Fahrudin, ST., MT., Ph.D.