Bayat, Klaten – Program Studi Teknik Geologi Universitas Diponegoro (Undip) kembali menggelar kegiatan tahunan paling bergengsi, Pemetaan Geologi (PEGEL) 2025. Kegiatan ini berlangsung pada 2–13 Agustus 2025 di Bayat, Kabupaten Klaten, serta kawasan Pegunungan Selatan. Bagi mahasiswa, PEGEL bukan sekadar praktikum wajib, melainkan perjalanan penuh makna yang menguji ilmu, mental, dan kebersamaan.
Acara resmi dibuka pada 2 Agustus 2025 dengan sambutan dari Sekretaris Program Studi, Yoga Aribowo, ST., MT. Hari pertama diawali dengan ekskursi ke Gunung Kampak dan singkapan lava bantal di Dusun Jarum, Klaten—dua lokasi klasik yang merekam jejak geologi purba Pulau Jawa. Para mahasiswa berlatih membaca lanskap, mengamati litologi, sekaligus melatih keterampilan pemetaan di medan sebenarnya.
Hari berikutnya, peserta menjelajahi lintasan Jiwo Barat dan Jiwo Timur. Kawasan ini menyingkapkan batuan metamorf dasar Pulau Jawa, intrusi magmatik, hingga batugamping berumur Eosen. Bayat benar-benar menjadi “museum geologi terbuka” yang memperlihatkan sejarah panjang terbentuknya Pulau Jawa dari proses subduksi, metamorfisme, hingga aktivitas vulkanisme purba.

Peserta melakukan pengamatan di Lintasan Jiwo Barat
Pemetaan Mandiri: Ujian Sejati Calon Geolog
Memasuki 5 Agustus, tibalah pada fase inti: pemetaan mandiri. Sebanyak 157 mahasiswa dibagi ke dalam tiga basecamp, yakni Berbah (PIAT UGM), Bayat (Kampus Geologi Bayat), dan Wanagama (Kampus Kehutanan Wanagama). Setiap mahasiswa mendapat kavling seluas 1×1 km untuk dipetakan selama enam hari. Di bawah terik matahari, hujan mendadak, hingga medan curam, mahasiswa menelusuri singkapan, mencatat stratigrafi, mengukur struktur geologi, hingga mengambil sampel batuan. Malam harinya, mereka merekap temuan untuk diserahkan ke dosen pembimbing, yang juga rutin melakukan pengecekan lapangan. Setiap kavling menyimpan misterinya sendiri. Mahasiswa dituntut memecahkannya dengan ilmu dan ketekunan.

Kegiatan Pengecekan di Lapangan oleh Dosen Pembimbing
Ujian, Poster, dan Sidang
Setelah enam hari penuh di lapangan, pada 10 Agustus para peserta kembali ke Kampus Bayat untuk mengolah data. Dari catatan kasar, lahirlah peta geologi, peta geomorfologi, penampang lintang, hingga rekonstruksi sejarah geologi kawasan. Pada tanggal 11 Agustus diisi dengan tes peraga batuan serta ujian komprehensif untuk memastikan pemahaman mereka mendalam yang dilanjutkan dengan pembuatan poster. Puncak kegiatan berlangsung pada 12 Agustus dengan sidang poster. Setiap mahasiswa mempresentasikan hasil pemetaan di hadapan dosen penguji. Poster yang dipamerkan bukan hanya hasil akademik, melainkan bukti perjuangan fisik dan mental di lapangan. Hari terakhir, 13 Agustus 2025, menjadi momen pulang dengan rasa letih bercampur bangga. Setelah itu, mahasiswa melanjutkan analisis di Semarang, termasuk digitalisasi peta, analisis petrografi, hingga analisis mikrofosil.

Pelaksanaan Sidang Poster Pemetaan Mandiri
Lebih dari Sekadar Praktikum
PEGEL 2025 meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Lebih dari sekadar praktikum lapangan, kegiatan ini meneguhkan identitas calon geolog: tangguh, tekun, dan mampu bekerja dalam kebersamaan. Seperti batuan yang ditempa tekanan dan waktu, mahasiswa juga ditempa pengalaman PEGEL. Mereka belajar bukan hanya membaca kisah bumi, tapi juga menulis kisah perjuangan mereka sendiri. Dengan PEGEL 2025, Teknik Geologi, Universitas Diponegoro kembali membuktikan komitmennya mencetak generasi geolog yang siap melangkah di antara singkapan bumi dan menyingkap rahasia geologi untuk masa depan.
Artikel oleh: Panitia Pemetaan Geologi 2025