img_1208

Menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia memerlukan sumber daya manusia dengan basis ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat agar dapat menjadi pelaku ekonomi yang diperhitungkan secara global.  Sumber daya manusia ini dicetak melalui institusi pendidikan yang selalu berusaha menghasilkan lulusan yang kompeten di bidangnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, kurikulum menjadi pondasi penting dalam mencetak lulusan berkualitas. Seiring dengan perkembangan jaman, kurikulum harus senantiasa dikaji ulang dan dimantapkan kembali agar menghasilkan lulusan yang kompetensinya sesuai dengan kebutuhan instansi atau perusahaan pengguna.

Pada Rabu, 19 Oktober, Program Studi Teknik Geologi mengadakan kegiatan Workshop Kurikulum yang mengambil tema “Pemantapan Kurikulum Teknik Geologi Universitas Diponegoro dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengakomodasi masukan dari berbagai pihak sebagai bahan evaluasi penyusunan perubahan kurikulum per lima tahun yang akan diimplementasikan tahun 2017. Teknik Geologi mengundang lima pembicara yang mewakili koordinator kurikulum Teknik Geologi, LP2MP (Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan) Undip, Asproditegi (Asosiasi Program Studi Teknik Geologi), serta Dinas ESDM Jawa Tengah dan PT. Pertamina sebagai pihak stakeholder. Peserta workshop terdiri dari dosen, stakeholder, alumni, serta mahasiswa Teknik Geologi.

Menurut para stakeholder, lulusan Teknik Geologi Universitas Diponegoro memiliki kemampuan komunikasi dan kerjasama yang baik di lingkungan kerja. Sedangkan kemampuan pemodelan dan penguasaan software harus senantiasa ditingkatkan sejak perkuliahan agar lebih siap digunakan di dunia kerja. Menurut  Yoga Aribowo, ST, MT, dosen sekaligus koordinator kurikulum Teknik Geologi Undip, kurikulum harus berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dengan standar capaian lulusan harus mampu mengaplikasikan bidang keahlian dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.

“Lulusan teknik geologi harus mampu merencanakan, memetakan, merekonstruksi, memodelkan, dan merekayasa kondisi geologi untuk kesejahteraan masyarakat,” demikian menurut Dr. Salahuddin Husein, Wakil Asproditegi menyimpulkan.

Kami berharap kegiatan ini menjadi masukan yang berharga bagi pengembangan kurikulum Teknik Geologi Universitas Diponegoro di tahun 2017 mendatang (/jm)