Di geologi, belajar fosil ternyata cukup jarang diminati dibandingkan dengan bidang ilmu lainnya. Mungkin karena tidak setiap singkapan batuan yang tersebar di muka bumi ini mengandung fosil, sehingga keberadaan fosil cukup jarang ditemukan. Selain itu analisis fosil juga memerlukan proses dan waktu yang lebih lama khususnya pada jenis mikrofosil. Mikrofosil ini sendiri merupakan kelompok fosil yang memiliki ukuran mikro dan tidak dapat dilihat langsung oleh mata telanjang, sehingga untuk mengamatinya kita membutuhkan alat bantu berupa mikroskop. Berbagai macam mikrofosil yang ditemukan dalam batuan salah satunya yaitu fosil polen. Polen disebut juga sebagai serbuk sari yang merupakan butiran kecil yang dihasilkan oleh organ reproduksi jantan pada tanaman berbunga. Walaupun berupa butiran kecil, polen memiliki sifat resisten / tahan terhadap pelapukan dan dekomposisi. Sehingga ketika polen jatuh / terendapkan di atas sedimen yang kemudian terkubur secara alami dalam waktu yang cukup lama (lebih dari 11.000 tahun) makan polen tersebut dapat menjadi fosil. Saat diamati di bawah mikroskop, polen memiliki berbagai bentuk unik yang dapat dibedakan antara spesies yang satu dengan spesies lainnya. Salah satu jenis polen yang memiliki bentuk yang unik dan khas sehingga mudah diingat adalah polen dari tumbuhan pinus (Pinus sp.) yang termasuk dalam kelompok famili Pinaceae. Keunikan dari polen Pinus sp. adalah pada bagian tubuh polennya terdapat 2 sayap yang menonjol sehingga tampak seperti mickey mouse, salah satu tokoh kartun Disney.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, fosil polen Pinus sp. memiliki 2 sayap yang disebut sebagai saccus sedangkan bagian badan utamanya disebut sebagai corpus. Saccus ini merupakan kantong udara yang memungkinkan polen dapat terbang cukup jauh ketika terbawa oleh angin, selain itu saccus juga berperan untuk penempelan pada saat proses penyerbukan. Saccus pada polen Pinus sp. ini memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan ukuran corpusnya. Pada permukaan polen Pinus sp. tampak adanya ornamentasi / hiasan berbentuk reticulate dengan bagian pinggir yang jelas. Selain polen Pinus sp., ada beberapa polen tumbuhan yang juga memiliki saccus, yaitu cemara dan podocarpus yang merupakan kelompok pohon konifer. Tumbuhan ini merupakan kelompok tumbuhan pegunungan / tumbuhan yang mayoritas hidup di daerah dataran tinggi sehingga keberadaannya yang dominan bisa mengindikasikan suatu kondisi ekologi tertentu. Banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh dengan mengetahui suatu jenis fosil polen, diantaranya yaitu untuk rekonstruksi paleoenvironment, untuk mengetahui perubahan iklim purba (paleoklimatologi), bermanfaat dalam penelitian arkeologi, dan bisa juga untuk mengetahui evolusi tanaman / keanekaragaman hayati di masa lalu.
-AGR-