Dalam beberapa tahun ke belakang, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro tengah membangun dan menerapkan sistem pembelajaran dengan berdasar pada capaian lulusan yakni melalui sistem pembelajaran Outcome Based Education atau OBE. OBE merupakan sistem pendidikan yang berfokus pada capaian pembelajaran dengan mengacu kepada kriteria dan kompetensi lulusan yang diinginkan oleh suatu program studi. Dalam pelaksanaannya, sistem OBE menggunakan pendekatan yang menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, interaktif, dan efektif.

Teknik Geologi sebagai bagian dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro turut menerapkan sistem OBE dalam proses pembelajaran mahasiswa. Guna memenuhi standar penerapan OBE, Teknik Geologi menyusun kriteria dan kompetensi lulusan sarjana Teknik Geologi sebagai berikut: (1) menguasai teori, konsep, dan paradigma dalam sains dan teknologi kebumian; (2) mampu melaksanakan penelitian dan mengembangkan sains dan teknologi kebumian, dan (3) mampu mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penerapan sains dan teknologi kebumian serta merumuskan resolusi yang tepat.

Pencapaian kriteria lulusan tersebut sejatinya tidak mudah dan membutuhkan komitmen dari semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran. Kendala yang terlihat jelas di depan mata salah satunya adalah berkaitan dengan kurikulum yang kemudian menjadi terlalu padat karena harus mampu mengakomodasi semua capaian pembelajaran sesuai dengan capaian lulusan yang diharapkan. Akibat padatnya kurikulum tersebut, justru proses pembelajaran itu sendiri menjadi terhambat. Ini menjadi dilema yang tak berujung dan mahasiswa yang paling banyak menanggung kerugian dari hal tersebut. Kriteria capaian lulusan yang diharapkan pun pada akhirnya tidak tercapai dengan maksimal.

Berkaca pada kriteria lulusan bidang kebumian pada perguruan tinggi di luar negeri, lulusan undergraduate degree atau sarjana S1 lebih ditekankan untuk menguasai konsep-konsep dasar dan sedikit mengenal aplikasi ilmu kebumian di bidang industri. Matakuliah-matakuliah terapan yang di Teknik Geologi di Indonesia sudah diajarkan dari tingkat 3 (semester 5 dan 6), baru diajarkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi di luar negeri. Perbedaan besar ini bukan tanpa alasan, jelas Indonesia membutuhkan lulusan S1 Teknik Geologi yang siap bekerja di berbagai bidang industri seperti perminyakan, pertambangan, hidrogologi, konstruksi, dan lain sebagainya karena kebutuhan yang tinggi. Oleh sebab itu, mau tidak mau sistem pendidikan tinggi di Indonesia sangat diharapkan mampu mencetak lulusan yang mumpuni dalam waktu yang cepat. Maka sesungguhnya capaian lulusan yang disusun oleh jurusan Teknik Geologi di Indonesia bukanlah sebuah kecacatan yang harus dibenahi dan disamakan dengan lulusan perguruan tinggi di luar negeri. Hal ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut.

Sistem OBE secara konseptual seharusnya mampu membuat mutu dan kualitas pendidikan tinggi menjadi lebih baik, serta selaras dengan kebutuhan pengguna lulusan. Akan tetapi, dibutuhkan monitoring menyeluruh dan berkala terhadap proses pembelajaran itu sendiri sehingga jangan sampai penerapan OBE ini hanya bagus di atas kertas namun yang sesungguhnya terjadi mahasiswa tidak belajar dengan maksimal karena beban yang ditanggung terlalu berat.

Artikel oleh: Anis Kurniasih, ST, MT (Departemen Teknik Geologi)